Disini Rasulullah Saw. menggambarkan bahwa setiap orang akan mirip dengan kebiasaan teman dekatnya. Karena itu, jika Anda ingin memiliki kebiasaan membaca Al Qur’an setiap hari, maka berteman dekatlah dengan ahli Qur’an. Namun jika Anda memang ingin menjadi seorang ahli maksiat, maka akrabkanlah diri kalian dengan para pecinta maksiat.
An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Para ulama membagi hasad menjadi dua macam, yaitu hasad hakiki dan hasad majazi. Hasad hakiki adalah seseorang berharap nikmat orang lain hilang. Hasad seperti ini diharamkan berdasarkan kata sepakat para ulama (baca: ijma’) dan adanya dalil tegas yang menjelaskan hal ini. Oleh sebab itulah, pertama kali Imam Ahmad bin Hanbal menimba ilmu pengetahuan agama kepada para guru yang mulia di kota Baghdad. Kecerdasan Imam Ahmad bin Hanbal sudah terlihat sejak kecil. Hal ini pun disadari oleh para guru dan teman sejawatnya di Kuttab (sebuah jenjang pendidikan sebelum sekolah resmi). Agama SeseorangTergantung Siapa TemannyaBergaul dengan teman yang sholehyang semangat belajar agama.Kata orang Arab Ash shoohibuun SaahibuunTeman itu biasany Kenapa? Karena teman itu sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda: المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل “Agama seseorang tergantung dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian memerhatikan, siapa yang dia jadikan teman dekatnya,” (HR. . 36 331 328 38 154 394 100 111

agama seseorang tergantung teman dekatnya rumaysho